Sosialisasi dan Mobile VCT di Lapas Kediri

Laporan Narasi Kegiatan PL

SSR : Redline
Wilayah : Kota Kediri
PL : Paksi
Kab/Kota : Kota Kediri
Wilayah : Kec Mojoroto
Periode : November 2014

Sosialisasi dan Mobile VCT di Lapas Kediri

Didasarkan pada kasus HIV secara nasional yang telah menembus angka 142.961 dan AIDS sebanyak 55.623 hal tersebut juga berbanding lurus dengan angka temuan kasus HIV dan AIDS di Kota Kediri yang terus meningkat setiap tahunnya. Hingga bulan Oktober 2014, jumlah komulatif kasus penemuan sejak 2003 mencapai 487 dengan rincian penemuan kasus HIV mencapai 374  dan AIDS sebesar 113.

Mengingat kesadaran masyarakat untuk pengakses VCT atau tes HIV yang masih sangat kurang untuk mengetahui status HIV-nya, dimungkinkan bahwa jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Kediri seperti fenomena gunung es yang hanya muncul sebagian karena kelihatan, sementara dibawahnya masih banyak yang belum terdeteksi. Untuk itulah maka diperlukan sebuah metode untuk menjemput sasaran  dengan mendatangi sasaran kelompok-kelompok yang terindikasi rentan terhadap persebaran  HIV-AIDS. Metode atau program tersebut berupa mobile VCT, yaitu dengan cara  membuka akses pelayanan VCT di tempat-tempat berkumpul sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Disini peran Redline adalah sebagai penghubung antara pengakses dan penyedia layanan. Peran penghubung disini sangat strategis dan penting, mengingat keberhasilan mobil VCT tergantung dengan ketepatan analisis kelompok sasaran pengakses layanan yang akan dituju.

Sasaran yang telah ditentukan bulan ini salah satunya adalah di Lapas. Lapas adalah singkatan dari Lembaga Pemasyarakatan yaitu tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana. Lapas menjadi salah satu prioritas dari program VCT karena perilaku yang rentan dari penghuninya sebelum mereka masuk di dalamnya.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan mobile VCT di Lapas dilakukan tiga kali, yang pertama yaitu :

  • Hari : Senin, 10 November 2014
  • Waktu : Pkl. 08.00 – 12.00 WIB
  • Tempat : Perpustakaan Lapas
  • Sasaran : Warga Binaan Lapas
  • Pihak yang terlibat

: 1. Pendamping Lapangan : Arie dan Paksi
: 2. Tim Mobile VCT Puskesmas Seroja
: 3. Dokter Klinik Lapas
: 4. Warga Binaan Lapas

  • Hasil:

Mobile VCT dimulai tepat pukul 08.00 WIB oleh tim Klinik Seroja. Kegiatan ini didukung penuh oleh pihak Lapas. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan WBP (Warga Binaan Lapas) oleh Tamping di depan Perpustakaan setelah itu diberikan materi pendalaman oleh Petugas Pendamping dari Redline seputar IMS dan HIV-AIDS. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan darah untuk keperluan VCT.

Pengakses layanan VCT di Perpustakaan pada tanggal 10 November 2014 berjumlah 29 orang dengan rincian 26 berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 3 berjenis kelamin perempuan.

Dokumentasi

(Dokumentasi Kegiatan, 10 Nov 2014)

 

Kegiatan sosialisasi dan mobile VCT di Lapas yang kedua dilaksanakan pada :

  • Hari : Selasa, 11 November 2014
  • Waktu : Pkl. 08.00 – 12.00 WIB
  • Tempat : Perpustakaan Lapas
  • Sasaran : Warga Binaan Lapas
  • Pihak yang terlibat

: 1. Pendamping Lapangan : Arie dan Paksi
: 2. Tim Mobile VCT Puskesmas Sukorame
: 3. Klinik Lapas

  1. 4 Warga Binaan Lapas
  • Hasil:

Mobile VCT dimulai tepat pukul 08.00 WIB oleh tim Puskesmas Sukorame. Kegiatan ini didukung penuh oleh pihak Lapas. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan WBP (Warga Binaan Lapas) oleh Tamping di depan Perpustakaan setelah itu diberikan materi pendalaman oleh Petugas Pendamping dari Redline seputar IMS dan HIV-AIDS. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan darah untuk keperluan VCT.

Pengakses layanan VCT di Perpustakaan pada tanggal 11 November 2014 berjumlah 27 orang dengan rincian 26 berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 1 berjenis kelamin perempuan.

Dokumentasi

 

(Dokumentasi Kegiatan, 11 Nov 2014)

Kegiatan sosialisasi dan mobile VCT di Lapas yang ketiga dilaksanakan pada :

  • Hari : Senin, 24 November 2014
  • Waktu : Pkl. 08.00 – 12.00 WIB
  • Tempat : Perpustakaan Lapas
  • Sasaran : Warga Binaan Lapas
  • Pihak yang terlibat

: 1. Pendamping Lapangan : Arie, Mami Ike dan Paksi
: 2. Tim Mobile VCT Edelweis
: 3. Klinik Lapas

  1. 4 Warga Binaan Lapas
  • Hasil:

Mobile VCT dimulai tepat pukul 08.00 WIB oleh tim Edelweis. Kegiatan ini didukung penuh oleh pihak Lapas. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan WBP (Warga Binaan Lapas) oleh Tamping di depan Perpustakaan setelah itu diberikan materi pendalaman oleh Petugas Pendamping dari Redline seputar IMS dan HIV AIDS. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan darah untuk keperluan VCT.

Pengakses layanan VCT di Perpustakaan pada tanggal 24 November 2014 berjumlah 32 orang dengan rincian 31 berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 1 berjenis kelamin perempuan.

Dokumentasi

(Dokumentasi Kegiatan, 24 Nov 2014)

Sosialisasi dan Mobile VCT di Pasar Bandar

Mengingat kesadaran masyarakat untuk pengakses VCT atau tes HIV yang masih sangat kurang untuk mengetahui status HIV-nya, dimungkinkan bahwa jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Kediri seperti fenomena gunung es yang hanya muncul sebagian karena kelihatan, sementara dibawahnya masih banyak yang belum terdeteksi. Untuk itulah maka diperlukan sebuah metode untuk menjemput sasaran  dengan mendatangi sasaran kelompok-kelompok yang terindikasi rentan terhadap persebaran  HIV-AIDS. Metode atau program tersebut berupa mobile VCT, yaitu dengan cara  membuka akses pelayanan VCT di tempat-tempat berkumpul sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Disini peran Redline adalah sebagai penghubung antara pengakses dan penyedia layanan. Peran penghubung disini sangat strategis dan penting, mengingat keberhasilan mobil VCT tergantung dengan ketepatan analisis kelompok sasaran pengakses layanan yang akan dituju.

Sasaran yang telah ditentukan bulan ini salah satunya adalah di Pasar Bandar. Pasar Bandar menjadi salah satu prioritas dari program Mobile VCT karena terdapat pangkalan becak maupun ojek yang menjadi tempat berkumpul di sekitar pasar. Dengan asumsi dasar sebagian besar yang terdapat di pangkalan tersebut merupakan orang dari luar kota maka ditengarai perilaku seksual mereka cenderung rentan terhadap penyebaran Virus HIV karena jauh dari keluarga.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan mobile VCT di Pasar Bandar dilakukan sekali pada :

  • Hari : Rabu, 19 November 2014
  • Waktu : Pkl. 07.00 – 11.00 WIB
  • Tempat : Di depan Mushola Pasar Bandar
  • Sasaran : Tukang Becak dan Pedagang Pasar
  • Pihak yang terlibat

: 1. Pendamping Lapangan : Yuhnalin, Wahib, Ebi dan Paksi
: 2. Tim Mobile VCT Puskesmas Sukorame
: 3. Pedagang dan tukang becak

  • Hasil:

Pelayanan mobile VCT mulai berjalan tepat pukul 07.00 WIB oleh tim Puskesmas Sukorame. Kegiatan ini dimulai dengan pemberian pengumuman melalui pengeras suara yang ditujukan untuk tukang becak, pedagang maupun pembeli di sekitar pasar. Setelah itu tim pendamping lapangan menyebar untuk sosialisasi secara personal dengan cara face to face dan mengarahkan untuk mengakses layanan mobile VCT.  Selesai proses pengambilan sampel darah pengakses layanan diberi bingkisan berupa tas kecil yang berisi kondom dan leaflet serta KIE tentang pencegahan HIV-AIDS beserta macam-macam jenis IMS.

Pengakses layanan VCT di depan mushola Pasar Bandar pada tanggal 19 November 2014 berjumlah 15 orang dengan rincian 12 berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 3 berjenis kelamin perempuan. Sasarannya adalah pedagang, tukang becak dan pengunjung pasar. Hasil tes VCT menunjukkan bahwa dari 15 orang yang melakukan pemeriksaan 14 negatif HIV dan satu orang HIV positif.

 Sosialisasi dan Mobile VCT di Pabrik Gula Pesantren

Mengingat kesadaran masyarakat untuk pengakses VCT atau tes HIV yang masih sangat kurang untuk mengetahui status HIV-nya, dimungkinkan bahwa jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Kediri seperti fenomena gunung es yang hanya muncul sebagian karena kelihatan, sementara dibawahnya masih banyak yang belum terdeteksi. Untuk itulah maka diperlukan sebuah metode untuk menjemput sasaran  dengan mendatangi sasaran kelompok-kelompok yang terindikasi rentan terhadap persebaran  HIV-AIDS. Metode atau program tersebut berupa mobile VCT, yaitu dengan cara  membuka akses pelayanan VCT di tempat-tempat berkumpul sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Disini peran Redline adalah sebagai penghubung antara pengakses dan penyedia layanan. Peran penghubung disini sangat strategis dan penting, mengingat keberhasilan mobil VCT tergantung dengan ketepatan analisis kelompok sasaran pengakses layanan yang akan dituju.

Sasaran yang telah ditentukan bulan ini salah satunya adalah lokasi berkumpul sopir PG Pesantren di Gedung Emplasemen. Gedung Emplasemen PG Pesantren menjadi salah satu prioritas dari program Mobile VCT karena menjadi tempat berkumpul sopir yang membawa muatan tebu. Dengan asumsi dasar lokasi emplasemen yang dekat dengan lokalisasi maka ditengarai perilaku seksual mereka cenderung rentan terhadap penyebaran Virus HIV jika tidak mendapat sosialisasi terkait pencegahan dan penularan virus HIV.

  • Hari : Selasa, 25 November 2014
  • Waktu : Pkl. 08.00 – 11.00 WIB
  • Tempat : Gedung Emplasemen PG Pesantren Baru
  • Sasaran : Sopir Truck dan Karyawan PG Pesantren Baru
  • Pihak yang terlibat

: 1. Pendamping Lapangan Kecamatan Pesantren Ebi dan Paksi
: 2. Tim Mobile VCT Puskesmas Pesantren 1
: 3. Pegawai dan Karyawan PG Pesantren Baru

  • Hasil:

Mobile VCT dimulai tepat pukul 08.30 WIB oleh tim Puskesmas Pesantren, sebelum dilakukan tensi dan pengambilan sampel darah pendamping lapangan melakukan sosialisasi singkat seputar HIV-AIDS secara personal pada pengakses layanan VCT, selanjutnya setelah pengambilan hasil tes dan konseling selesai pengakses layanan diberi bingkisan berupa tas kecil yang berisi kondom dan leaflet tentang pencegahan HIV-AIDS beserta macam–macam jenis IMS.

Pengakses layanan VCT di Gedung Emplasemen pada tanggal 25 November 2014 berjumlah 22 orang dan semuanya berjenis kelamin laki-laki. Sasarannya adalah beberapa karyawan PG Pesantren Baru dan sopir truck tebu. Hasil tes VCT menunjukkan bahwa 21 orang negatif HIV dan satu orang lainnya positif HIV.

 

(Dokumentasi Kegiatan, 25 Nov 2014)

Sosialisasi dan Mobile VCT di Terminal Baru

Mengingat kesadaran masyarakat untuk pengakses VCT atau tes HIV yang masih sangat kurang untuk mengetahui status HIV-nya, dimungkinkan bahwa jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Kediri seperti fenomena gunung es yang hanya muncul sebagian karena kelihatan, sementara dibawahnya masih banyak yang belum terdeteksi. Untuk itulah maka diperlukan sebuah metode untuk menjemput sasaran  dengan mendatangi sasaran kelompok-kelompok yang terindikasi rentan terhadap persebaran  HIV-AIDS. Metode atau program tersebut berupa mobile VCT, yaitu dengan cara  membuka akses pelayanan VCT di tempat-tempat berkumpul sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Disini peran Redline adalah sebagai penghubung antara pengakses dan penyedia layanan. Peran penghubung disini sangat strategis dan penting, mengingat keberhasilan mobil VCT tergantung dengan ketepatan analisis kelompok sasaran pengakses layanan yang akan dituju.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan mobile VCT di Terminal Baru dilakukan sekali pada

  • Hari : Selasa, 18 November 2014
  • Waktu : Pkl. 07.00 – 11.00 WIB
  • Tempat : Gedung Rest Area Terminal Baru (Tamanan)
  • Sasaran : Pegawai Dinas Perhubungan Kota Kediri, Pedagang Asongan, Tukang Becak, Sopir Angkot.
  • Pihak yang terlibat

: 1. Pendamping Lapangan : Yuhnalin, Wahib, Ebi dan Paksi
: 2. Tim Mobile VCT Puskesmas Campurejo
: 3. Pegawai Dinas Perhubungan Kota Kediri, Pedagang Asongan, Sopir.

  • Hasil:

Mobile VCT dimulai tepat pukul 07.30 WIB oleh tim Puskesmas Campurejo. Kegiatan ini didukung penuh oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri dan Kepala terminal, hal tersebut terbukti setelah pelaksanaan apel pagi semua petugas Dinas Perhubungan digiring untuk melakukan pemeriksaan. Tes VCT dimulai pertama kali oleh Kepala Terminal yang memberikan contoh dan arahan agar semua pegawai ikut serta melaksanakan tes HIV. Selesai proses pengambilan sampel darah pengakses layanan diberi bingkisan berupa tas kecil yang berisi kondom dan leaflet tentang pencegahan HIV-AIDS beserta macam–macam jenis IMS.

Pengakses layanan VCT di Gedung Rest Area Terminal Baru pada tanggal 18 November 2014 berjumlah 45 orang dengan rincian 43 berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 2 berjenis kelamin perempuan. Sasarannya adalah Pegawai Dinas Perhubungan Kota dan beberapa pedagang asongan, sopir dan tukang becak. Hasil tes VCT menunjukkan bahwa dari 45 orang yang melakukan pemeriksaan negatif HIV.

Dokumentasi

 

(Dokumentasi Kegiatan, 18 Nov 2014)

 

  1. Pertemuan Rutin Kader Kecamatan Pesantren

Mengingat kesadaran masyarakat untuk mengakses VCT dan pemahaman tentang HIV-AIDS secara khususnya di Kota Kediri yang masih kurang maka dibutuhkan kader-kader HIV-AIDS di setiap kelurahan yang kompeten dan mampu untuk merujuk ataupun memberikan penjelasan secara langsung kepada masyarakat luas perihal informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan HIV-AIDS.

Dalam rangka membentuk kader yang solid dan kompeten tersebut maka dibutuhkan suatu forum pertemuan antar kader yang bertujan untuk saling sharing, mencari solusi dan memecahkan masalah yang timbul ketika kader terjun langsung di lapangan.

Disini peran CO Redline adalah sebagai fasilitator, memberikan arahan dan membantu advokasi para kader khususnya di Kecamatan Pesantren berkaitan dengan tugas mereka. Berikut adalah narasi hasil kegiatan

  • Hari : Kamis, 13 November 2014
  • Waktu : Pkl. 08.00 – 11.00 WIB
  • Tempat : Gedung Pertemuan Balai Desa Singonegaran (lantai 2)
  • Sasaran : Kader se-Kecamatan Pesantren
  • Pihak yang terlibat

: 1. Pendamping Lapangan Kecamatan Pesantren Ebi dan Paksi

: 2. KPAD

: 3. Kader se-Kecamatan Pesantren

  • Hasil:

Dalam kegiatan rutin kali ini, forum mengundang KPAD dan Redline untuk menjadi pemateri. Peserta yang datang meliputi kader dari 8 kelurahan, perwakilan Dinas Kesehatan dan Ketua bidan di kelurahan Singonegaran. Hasil yang dihasilkan dari pertemuan adalah

  1. Terbentuknya susunan pengurus kader se-Kecamatan Pesantren, yang terdiri dari perwakilan kader tiap-tiap kelurahan.
  2. Pertemuan rutin yang pada awalnya disepakati tiap bulan, melalui forum ini di revisi menjadi rutin setiap 2 bulan sekali.
  3. Pembagian majalah PIKM, kondom, leaflet, KIE kepada seluruh kader yang hadir

 Distribusi Kondom

Pendistribusian alat pencegahan berupa kondom pada setiap orang yang dianggap berisoko tinggi itu merupakan langkah yang sangat penting dalam penanggulangan HIV. Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa cara. Petugas lapangan langsung membagikan saat outreech atau penjangkauan, juga dilakukan saat ada kegiatan sosialisasi dan mobile VCT. Cara lain adalah dengan membagi melalui kader-kader HIV yang sudah terbentuk dan ada di beberapa kelurahan se kota Kediri. Dengan distribusi kondom diharapkan kasus HIV tidak akan bertambah. Bila itu terjadi maka program yang dijalankan akan cepat mencapai hasil yang diharapkan yaitu berupa menurunnya kasus HIV-AIDS di Kota Kediri

  1. MONEV
    1. Mendorong Kader untuk merujuk IMS atau VCT
    2. Mendorong advokasi pada pihak kelurahan terkait dukungan anggaran bagi kader
    3. Mendorong kader untuk lebih aktif melakukan program sosialisasi dan pencegahan di kelurahan masing-masing.
    4. Melatih kader melakukan dokumentasi, pelaporan dan pengarsipan dokumen kegiatan
    5. Mobile VCT di tempat umum khususnya di pasar sedikit menyulitkan petugas, karena sasaran memiliki aktivitas yang tidak bisa ditinggalkan.
  2. Hambatan
    1. Banyak kader yang belum merujuk untuk pemeriksaan IMS atau VCT walaupun beberapa kali outreech, sosialisasi telah mereka lakukan.
    2. Di Kelurahan belum ada anggaran yang dikhususkan pada program HIV-AIDS
  3. Rekomendasi
    1. Lebih aktif mendampingi untuk melakukan kegiatan kader
    2. Perlu penganggaran untuk Kegiatan HIV-AIDS di Kelurahan
  4. Rencana Tindak Lanjut
    1. Pendampingan terhadap pengakses layanan Mobile VCT yang hasil tesnya terindikasi HIV positif.
    2. Mobile VCT berkelanjutan di beberapa Instansi yang sudah menjadi mitra kerja yang baik seperti di Lapas dan selanjutnya direncanakan pula di Panti Sosial Ngudirahayu.
    3. Kegiatan rutin pertemuan kader se-kecamatan pesantren selanjutnya diadakan awal bulan Januari 2015.
  5. Lesson Learned
    1. Pertemuan kader secara rutin adalah forum yang dibutuhkan kader untuk saling bertukar informasi, pengalaman untuk membuat kinerja mereka lebih baik.
    2. Dengan menganalisis sasaran pengakses layanan yang jelas, memudahkan petugas lapangan mobil VCT untuk mencapai target jumlah pengakses layanan yang telah ditentukan dalam sekali mobile VCT.
    3. Penggunaan bannerlayanan dan pembagian tas kecil berisi KIE sangat efektif menarik minat sasaran untuk mengakses layanan. Sementara itu penggunaan pengeras suara juga sangat diperlukan untuk menarik perhatian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *