Penjangkau untuk komunitas LSL Redline Kota Kediri pada bulan Januari sudah menjangkau 125 orang Gay dan LSL. Dari 125 orang, 12 orang diantaranya sudah mengakses layanan VCT dan IMS. Masih kecilnya jumlah Gay dan LSL yang mengakses layanan VCT dan IMS karena masih banyaknya teman-teman yang masih tertutup terhadap informasi dan menutup statusnya. Tingginya stigma dan diskriminasi dalam masyarakat mempengaruhi semua kondisi yang terjadi pada teman-teman LSL. Akses informasi yang hanya ada di media sosial masih kurang untuk memberikan dorongan kepada teman-teman untuk mengakses layanan. Mereka mengakses layanan jika dirasa mengalami keluhan dengan permasalahan IMS baru mengakses layanan yang kita berikan satu paket dengan VCTnya juga.
Pada tanggal 18 Januari 2014 ada kegiatan kecil untuk mensosialisasikan HIV-AIDS dan perkembangan kasus HIV yang terjadi di komunitas. Sebenarnya kegiatan ini adalah acara ulang tahun salah satu teman yang bisa kita sisipkan informasi penting ini. Dalam mendampingi teman-teman kelayanan kita juga mengajak layanan mengenal karakteristik teman-teman Gay dan LSL, sehingga meminimalisir adanya kata-kata yang bisa mendiskriminasi teman-teman karena layanan sendiri juga belum begitu paham tentang kondisi mereka. Advokasi ini juga penting untuk memberikan layanan ramah GWL sehingga teman-teman nyaman untuk mengakses layanannya. Dan akhirnya ada perubahan perilaku dari teman-teman untuk mengakses layanan sendiri (Berdaya).
Dari sinilah nanti program ini akan sangat lebih mudah berjalan dikalangan komunitas Gay dan LSL, selain itu perlu adanya keikutsertaan teman-teman dalam program penanggulangan HIV-AIDS sehingga memunculkan ‘Peer Educator’ baru di komunitas. Ini yang masih terus kita tingkatkan dan memberikan pemahaman kepada teman-teman yang masih tertutup.
Advokasi terus dilakukan kepada layanan dan stakeholder komunitas untuk mengurangi angka kesakitan karena HIV dan juga mengajak komunitas Gay – LSL untuk konsisten menggunakan kondom. Karena masih kondom yang dirasa aman untuk mencegah infeksi menular seksual yang terjadi.
Perencanaan Kegiatan :
Pada tanggal 14 Februari 2014 bersama remaja Kediri ikut mengadakan nobar di kampus seperti pada bulan Desember kemarin.
Kopdar di hotspot komunitas.
Pada tanggal 15 Maret 2014 mengadakan Edutainment.
Penggalangan dukungan:
Dalam rujukan kelayanan ada salah satu dampingan yang datang kelayanan sendiri tanpa didampingi PL karena sudah paham tentang akses layanan. Di sisi lain layanan yang tahu kondisi dampingan adalah LSL tetapi menganggapnya adalah HRM dan disaat tahu dia adalah LSL ada sedikit diskriminasi dalam konselingnya. Misalnya seharusnya konselor menyarankan untuk berhubungan seksual yang aman bukan menasehati untuk tobat. Ini yang membuat teman-teman kurang nyaman untuk mengakses layanan.
Tantangan dan Peluang:
1.Bagaimana meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif komunitas Gay dan LSL.
peluang :
2.Media dan akses informasi yang kurang merata untuk teman-teman yang masih tertutup.
Peluang : media jejaring sosial dan teman yang dekat untuk teman-teman yang masih tertutup.
3.Kegiatan pertemuan yang bisa terkonsep dan terfokus untuk komunitas GWL.
Peluang : adanya jaringan kerjasama yang bisa memfasilitasi kegiatan teman-teman GWL.
4.Tingkat jenuh teman-teman lebih tinggi dalam mendengarkan sosialisasi tentang bahaya HIV-AIDS
Peluang : metode yang lain selain penyuluhan
5.Banyak layanan yang menginginkan cara mengenali komunitas Gay dan LSL karena masih tertutup serta berbaurnya komunitas Gay dan LSL yang tidak bisa dibedakan dari masyarakat umum.
LESSON LEARN
Tidak mudah mengenali komunitas Gay dan LSL dalam masyarakat sehingga disaat ada yang terbuka akan orientasi seksualnya harapannya tidak ada lagi stigma dan diskriminasi karena nilai dari manusia itu sama.