Pengorganisasian Masyarakat di Kota Kediri

Perjalanan CO yang ada di Kota Kediri pada Juni dan Juli 2013 membentuk Warga Peduli AIDS (kemudian mereka merubah nama menjadi Komunitas Peduli Kesehatan Kota Kediri) Advokasi dilakukan ke tiap kelurahan, Puskesmas juga bidan desa yang ada di Kota Kediri agar masyarakat mengerti dan paham kemudian mempunyai dedikasi tinggi sehingga peduli dan mau bergerak untuk mengkampanyekan “HIV STOP SAMPAI DISINI” dan juga “STOP DISKRIMINASI terhadap ODHA ataupun OHIDHA” sehingga memutus mata rantai penularan HIV-AIDS juga menciptakan situasi yang kondusif di masyarakat, kemudian memetakan dan mengidentifikasi kelurahan mana saja yang akan kita maksimalkan nantinya bisa menjadikan contoh (Warga Peduli AIDS) bagi kelurahan yang lain di Kota Kediri.

Redline mendampingi 13 kelurahan rekrutmen. Advokasi ke kelurahan, Puskesmas dan Bidan desa kemudian mencari simpul yang ada di kelurahan tersebut, karena tidak semua kelurahan mempunyai simpul-simpul yang sama, tergantung adat kultur budaya pada kelurahan tersebut. Keterlibatan kader PKK utamanya untuk pokja 1 dan 4 yang itu sesuai dengan program mereka yaitu bidang sosial keagamaan dan kesehatan, juga karang taruna karena ini merupakan generasi yang harus kita jaga, setelah simpul-simpul ditemukan kemudian kami sering melakukan pertemuan-pertemuan informal guna melakukan pendekatan secara emosional antara pendamping  dengan warga kemudian merencanakan kegiatan.

Perencanaan Kegiatan :

Akhir Juni 2013 Lembaga Redline mengadakan pertemuan Koordinasi Jaringan Warga Peduli AIDS yang kemudian mereka merubah nama menjadi komunitas peduli kesehatan Kota Kediri juga pertemuan Pengelola Program HIV di Puskesmas se-Kota Kediri, Dinas Kesehatan dan KPAD Kota Kediri.

Penggalangan Dukungan:

Paska pertemuan Koordinasi Jaringan Warga Peduli AIDS nama menjadi komunitas peduli kesehatan Kota Kediri untuk mendapat dukungan baik dari masyarakat ataupun kelurahan mereka melakukan sosialisasi ke pertemuan-pertemuan PKK, pertemuan-pertemuan RT, pertemuan RW guna mensosialisasikan HIV-AIDS juga mencari dukungan bahwa kader HIV-AIDS yang sekarang ini sudah ada sangatlah penting, agar semua warga paham dan tidak lagi bingung harus bagaimana dan kemana apabila dilingkungannya ada orang yang terinfeksi HIV.

Tantangan dan Peluang:

 Tantangan yang di hadapi oleh kader HIV-AIDS adalah:

  1. Bagaimana meyakinkan Kepala Kelurahan supaya di kelurahannya ada Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM).

Peluang: sangat besar karena perwali tentang kelurahan siaga AIDS yang di gagas oleh KPAD Kota Kediri akan segera di sahkan oleh bapak Walikota Kediri

  1. Meningkatan kapasitas kader HIV-AIDS (untuk meningkatkan kepercayaan diri kader) dengan memanfaatkan pendamping dari Redline, KPAD, ataupun Dinas Kesehatan (dalam hal ini puskesmas dan bidan desa).
  2. Mengkampanyekan program HIV-AIDS dengan metode yang lain selain penyuluhan.
  3. Mengadvokasi layanan tes HIV dan IMS untuk melakukan mobile VCT di malam hari, sesuai permintaan warga yang umumnya bekerja di pagi hari sehingga belum banyak yang bisa mengakses layanan pada pagi dan siang hari.

Setelah terbentuknya PIKM di kelurahan-kelurahan maka mereka (Komunitas Peduli Kesehatan) melakukan penyuluhan di pertemuan bapak-bapak dan pertemuan ibu-ibu di tiap-tiap RT/RW di beberapa titik dilakukan sebagai strategi dalam membangun basis dan jaringan informasi terkait program dan layanan kesehatan HIV-AIDS, akan tetapi pada bulan Juli 2013 tidak banyak yang dilakukan oleh kader di karenakan pada bulan ini banyak masyarakat maupun kader itu sendiri yang terfokus pada pendaftaran murid baru juga mereka lebih fokus pada bulan ramadhan ini dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Sehingga tidak banyak kegiatan yang berbau HIV-AIDS dilakukan pada bulan ini.

Pada bulan ini Komunitas Peduli Kesehatan Kota Kediri melakukan buka bersama di Amongroso, sambil melakukan sedikit diskusi tentang keberlanjutan program kader HIV-AIDS dan akhirnya menghasilkan 3 hal penting untuk keberlangsungan kader:

  1. Mengadakan pertemuan 3bulan sekali bergiliran dari satu kelurahan ke kelurahan yang lain di awali pada bulan September dilakukan di kelurahan Singonegaran.
  2. Melakukan Advokasi ke- kelurahan yang belum ada tempat informasi HIV-AIDS untuk segera diresmikan pusat informasinya.
  3. Meminta tolong Lembaga REDLINE supaya mendorong KPAD Kota Kediri ataupun Walikota Kediri untuk melantik dan menerbitkan SK WALIKOTA tentang Kader HIV-AIDS kelurahan.
  4. Akan di buka layanan tes HIV dan IMS bagi puskesmas yang belum ada layanan tes HIV dan IMS mulai bulan Agustus 2013 (setelah hari raya).
  5. Sudah ada komitmen dari Dinas Kesehatan untuk menyukseskan program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Kota Kediri yang melibatkan puskesmas dan bidan desa.
  6. Puskesmas Se-Kota Kediri sudah terlibat sekaligus menjadi anggota forum masyarakat sehat.

KEBIJAKAN YANG TERBANGUN

  1. Terjadi kebijakan pada puskesmas se-Kota Kediri yang sudah ada layanan IMS dan VCT untuk melakukan mobile VCT ke pasar-pasar/tempat umum, LAPAS juga melakukan tes HIV bagi ibu hamil dan penderita TBC dibuktikan dengan banyaknya ibu hamil yang sudah melakukan tes HIV di puskesmas .
  2. Tersedianya Pusat Informasi IMS dan HIV di kelurahan Singonegaran.
  3. Adanya Komitmen Lurah yang didalamnya sudah terbentuk komunitas peduli kesehatan Kota Kediri untuk menyediakan tempat untuk informasi HIV-AIDS di kelurahan.

HAMBATAN

  1. Komunitas Peduli Kesehatan Kota Kediri bulan Juli 2013 tidak banyak melakukan kegiatan dikarenakan bertepatan dengan bulan ramadhan dan jadwal pendaftaran murid baru sehingga ini sangat menyita perhatian kader HIV juga masyarakat.
  2. Layanan tes IMS dan HIV belum bisa dilakukan pada malam hari menyesuaikan kultur budaya daerah bahwa pertemuan baik bapak-bapak atau ibu-ibu selalu pada waktu malam hari.
  3. Tidak semua anggota kader HIV-AIDS kelurahan (komunitas peduli kesehatan) mempunyai keberanian untuk mensosialisasikan program HIV-AIDS.

 RTL

  1. Seluruh Kelurahan yang sudah ada PIKM: Sosialisasi HIV-AIDS berbasis masyarakat ke seluruh warga masyarakat se-Kota Kediri melalui pertemuan RT.
  2. Mendorong Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Kediri dan Lembaga Redline untuk melakukan Advokasi ke Walikota Kediri menerbitkan SK untuk kader HIV-AIDS kelurahan (Komunitas Peduli Kesehatan Kota Kediri).
  3. Mendorong Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Kediri dan Lembaga Redline untuk melakukan Advokasi ke Walikota Kediri melantik kader HIV-AIDS kelurahan (komunitas peduli kesehatan Kota Kediri).
  4. Mengadvokasi Kepala Kelurahan untuk menerbitkan surat himbauan warga untuk tes HIV
  5. Peningkatan kapasitas komunitas peduli kesehatan se-Kota Kediri.

LESSON LEARN

Pentingnya pendekatan dalam membangun komunikasi berdampak pada terbentuknya persamaan persepsi dan dukungan dalam meraih setiap tujuan baik internal maupun eksternal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *