PERIODE NOVEMBER 2012 – DUKUNGAN PKBI – PARAMITRA – REDLINE
Target 144 per bulan sudah kami penuhi dengan mendampingi 115 kasus lama, 24 kasus baru hasil pemutihan data dan 5 kasus rujukan baru.dari kelima rujukan baru 2 diantaranya rujukan dari RS Gambiran kota Kediri. Secara pelaporan dampingan kota hendaknya dilaporkan oleh budies kota Kediri, tetapi kami menjunjung tinggi hak dampingan untuk memilih pendamping ( client oriented ) sehingga untuk sementara didampingi oleh budies kab ( oleh Mira ). Sedangkan ketiga rujukan baru 2 diantaranya dari RS Pare. Masing masing didampingi pak Ruki yang rujukan lokalisasi Gedangsewu dan Mira mendampingi dari rujukan dampingan dari kasus umum plemahan Pare. Satu lagi kasus baru di damping pak ruki hasil rever dari puskesmas Gurah. Dampingan ini berasal dari lokalisasi Gurah.
Di bulan ini semua kasus baru di kabupaten Kediri sudah didampingi oleh budies, hal ini merupakan bentuk keberhasilan system yang kami jalankan, diantaranya pemilihan budies yang tepat berdasarkan kumunitas, membangun komunikasi antara stakeholder ( RS, PKM, Dinkes, KPA, LSM ) maupun komunikasi dengan MK.
Bulan ini IMS untuk dampingan PL HIV ada 22 yang melakukan rujukan, kebanyakan dilakukan di PKM Gurah, ada 3 orang yang dirujuk ke PKM klinik seroja kota Kediri karena alasan jarak tempuh dan kenyamanan klien. Sedangkan rujukan untuk pengobatan infeksi opurtunistik ada 21.lima diantaranya di lakukan di RS Gambiran, sama dengan rujukan ke kota karena alasan jarak tempuh dan kenyamanan maka beberapa dampingan memilih RS Gambiran untuk pengobatan IO.
ARV ada 22 orang di bulan ini yang mengakses ke RS Pare, lainya mengambil di RS Gambiran. ada informasi berkaitan dengan pelayanan di RS Pare, untuk mengoptimalkan pelayanan maka untuk CST dan pengambilan ARV dilakukan hari selasa dan Kamis sedangkan VCT dan pengobatan IO hari senin, rabu, dan jumat.sebelumnya baik VCT, CST, IO dilakukan di jam kerja senin s/d jumat mulai jm 8 s/d jam 12 siang. Dengan kebijakan baru ini masih belum keliatan apakah efektif atau justru menjadi kendala….info lain ARV jenis stavudin di pare ditarik dengan alas an efek samping yang berat, kebijakan penarikan ARV jenis stavudin ini melewati beberapa diskusi panjang yang a lot dengan teman2 KDS karena di juklak dan beberapa daerah sudah menarik ARV tersebut, tetapi di RS Pare maupun beberapa RS lain masih tetap digunakan dengan alasan menghabiskan stok, belum kadaluarsa dan masih belum ada kasus di RS tersebut/di daerah tersebut yang mengalami efek samping stavudin.
Kondom kami berikan sesuai dengan jumlah dampingan, mereka biasa mengakses dibeberapa tempat, seperti WPS di pokja lokalisasi dan waktu pemeriksaan IMS,KDS di sediakan , begitu juga dari komunitas waria dan LSL juga diselter disediakan.
Pertemuan ODHA bulan ini dilaksanakan.ada 20 peserta yang hadir, beberapa ohida juga ikut dalam pertemuan.