Legalitas Kader Pendamping Kesehatan

Redline sudah mendampingi 13 kelurahan kader HIV-AIDS yang berada di 3 kecamatan (Kec. Mojoroto, Kec. Kota, Kec. Pesantren) terletak di Kota Kediri. Proses Perekrutan kader HIV-AIDS ini setelah CO REDLINE melakukan advokasi ke kelurahan, Puskesmas juga bidan desa kemudian mencari simpul yang ada di kelurahan tersebut, karena tidak semua kelurahan mempunyai simpul-simpul yang sama tergantung adat kultur budaya pada kelurahan tersebut, akan tetapi keterlibatan kader PKK utamanya untuk pokja 1 dan 4 yang itu sesuai dengan program mereka yaitu bidang sosial keagamaan dan kesehatan, juga karang taruna karena ini merupakan generasi yang harus kita jaga, setelah simpul-simpul ditemukan kemudian kami (CO REDLINE) sering melakukan pertemuan pertemuan informal guna melakukan pendekatan secara emosional antara pendamping dengan warga kemudian merencanakan sebuah kegiatan kegiatan.

Pada bulan September 2013, CO mendampingi kader HIV-AIDS (komunitas peduli kesehatan Kota Kediri) untuk melakukan advokasi ke tiap Puskesmas juga bidan desa yang ada di kelurahan masing-masing agar bersinergi antara program yang di jalankan oleh kader HIV-AIDS (komunitas peduli kesehatan Kota Kediri) dengan program yang ada di puskesmas dan bidan kelurahan, advokasi ke puskesmas dan bidan kelurahan tetap kita dorong pada kader HIV-AIDS (komunitas peduli kesehatan kota Kediri) sehingga terbentuk suatu soliditas antar kader HIV-AIDS (komunitas peduli kesehatan kota Kediri) dan bidan kelurahan, kenapa bidan kelurahan ini kita lakukan sebuah pendekatan khusus, karena bidan kelurahan adalah ujung tombak segala macam program kesehatan dan bidan kelurahan yang sudah sangat hafal karakteristik warga di kelurahan tersebut.

Dari sinilah nanti program ini akan sangat lebih mudah berjalan, isu HIV-AIDS ini akan mudah masuk ke masyarakat melalui program-program posyandu, lansia dll sehingga dapat dimengerti dan dipahami kemudian masyarakat peduli dan mau bergerak untuk mengkampanyekan “HIV STOP SAMPAI DISINI” dan juga “STOP DISKRIMINASI terhadap ODHA ataupun OHIDHA” sehingga dapat memutus mata rantai penularan HIV-AIDS juga menciptakan situasi yang kondusif di masyarakat, kemudian memetakan dan mengidentifikasi kelurahan mana saja yang akan kita maksimalkan nantinya sehingga bisa menjadikan contoh (Warga Peduli AIDS) bagi kelurahan yang lain di Kota Kediri kususnya dan Indonesia pada umumnya.

Selain advokasi ke bidan dan puskesmas, CO dari REDLINE juga mendampingi kader HIV-AIDS (komunitas peduli kesehatan kota Kediri) menyampaikan hasil pertemuan kader HIV-AIDS yaitu tentang SK Walikota dan pelantikan kader HIV-AIDS (komunitas peduli kesehatan kota Kediri) oleh bapak Walikota Kediri, juga advokasi ke KPAD agar kesepakatan pertemuan tiga bulan sekali secara bergiliran dari satu kelurahan ke kelurahan yang lain bisa di fasilitasi sehingga program yang di jalankan oleh kader HIV dapat berjalan lancar, selain itu beberapa kegiatan yang dilakukan kader adalah melakukan advokasi ke kelurahan masing-masing supaya menyediakan pusat informasi HIV di kelurahan selain kegiatan rutin kader melakukan sosialisasi pada Warga RT, RW, kader posyandu dll, dalam melakukan sosialisasi ini kader HIV kelurahan juga melibatkan bidan desa, distribusi kondom juga dilakukan saat kader HIV kelurahan melakukan sosialisasi.

Perencanaan Kegiatan :

  • Pada tanggal 23 Agustus 2013 Lembaga REDLINE mendampingi pertemuan coordinasi dalam rangka menyiapkan pertemuan kader HIV AIDS se-kota Kediri yang akan dilaksanakan pada bulan September.
  • Pada pertengahan bulan September 2013, CO Lembaga Redline diminta mendampingi  kader HIV-AIDS(komunitas peduli kesehatan kelurahan Singonegaran kota Kediri) mengadakan pertemuan KoordinasiJaringan Warga Peduli  AIDS yang kemudian mereka merubah nama menjadi komunitas peduli kesehatan Kota Kediri bersama Pengelola Program HIV di Puskesmas Pesantren II selaku pemegang wilayah kel. Singonegaran Kota Kediri, Dinas kesehatan dan KPAD Kota Kediri.
  • Pada awal bulan Oktober 2013 Mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader HIV AIDS Kelurahan Singonegaran

Penggalangan Dukungan:

Paska pertemuan Koordinasi Jaringan Warga Peduli AIDS nama menjadi komunitas peduli kesehatan Kota Kediri tanggal 18 september 2013 maka untuk mendapat dukungan dari masyarakat utamanya kel Singonegaran kader HIV AIDS mendorong Lurah Singonegaran untuk menerbitkan SK Lurah tentang Relawan Kader HIV-AIDS Kelurahan Singonegaran. Sehingga ini akan memudahkan kader HIV AIDS Kelurahan Singonegaran melakukan sosialisasi HIV AIDS ke pertemuan-pertemuan PKK, pertemuan-pertemuan RT, pertemuan RW sehingga muncul dukungan dari masyarakat bahwa kader HIV-AIDS yang sekarang ini sudah ada sangatlah penting, agar semua warga faham dan tidak lagi bingung harus bagaimana dan kemana apabila dilingkungannya ada orang yang terinfeksi HIV.

Tantangan dan Peluang:

Tantangan yang di hadapi oleh kader HIV-AIDS adalah:

  • Bagaimana meyakinkan Lurah supaya di kelurahannya ada Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM).
  • Bagaimana meyakinkan Lurah untuk menerbitkan SK Relawan HIV AIDS di Kel. Singonegaran

Peluang : memanfaatkan pendamping dari Redline, KPAD.

  1. Meningkatan kapasitas kader HIV-AIDS (untuk meningkatkan kepercayaan diri kader)
  2. Mengkampanyekan program HIV-AIDS dengan metode yang lain selain penyuluhan
  3. Meng-advokasi layanan test HIV dan IMS untuk melakukan mobile VCT di malam hari, sesuai permintaan warga yang umumnya bekerja di pagi hari sehingga belum banyak yang bisa mengakses layanan pada pagi dan siang hari.

Setelah terbentuknya PIKM di kelurahan-kelurahan maka CO REDLINE Mendampingi mereka (Komunitas Peduli Kesehatan) melakukan penyuluhan di pertemuan-pertemuan bapak-bapak dan pertemuan ibu-ibu di tiap-tiap RT/RW, posyandu, lansia dll di beberapa titik dilakukan sebagai strategi dalam membangun basis dan jaringan informasi terkait program dan layanan kesehatan HIV-AIDS, pemasangan Spanduk-spanduk atau poster di lingkungan kelurahan sebagai bentuk kreatifitas kader HIV-AIDS dalam mensosialisasi Program HIV-AIDS ini juga akan memunculkan lingkungan yang sangat kondusif sehingga dapat mengkikis stigma dan diskriminasi bagi teman-teman yang terinfeksi HIV-AIDS. Pada kesempatan itu (saat penyuluhan di RT/RW) banyak permintaan dari warga untuk melakukan test HIV pada malam hari di karenakan mereka (masyarakat) pada pagi hari sampai sore hari bekerja, ini adalah sebuah perkembangan yang luarbiasa yang ditunjukkan oleh kader HIV, ini akan menjadi PR (pekerjaan rumah bagi CO REDLINE) bagaimana menyikapi hal ini untuk melakukan advokasi ke Dinas Kesehatan untuk mengadakan layanan test HIV pada malam hari, sehingga dapat membongkar fenomena gunung es yang selama ini masih tertanam kuat di dasar laut.

Harapanya ada sebuah terobosan dari Dinas Kesehatan untuk menyikapi fenomena yang terjadi di masyarakat,.

KEBIJAKAN YANG TERBANGUN

  • Terjadi kebijakan pada puskesmas se-kota Kediri yang sudah ada layanan IMS dan VCT untuk melakukan mobile VCT ke pasar-pasar/tempat umum, Lapas juga melakukan tes HIV bagi ibu hamil dan penderita TBC di buktikan dengan banyaknya ibu hamil yang sudah melakukan test HIV di puskesmas .
  • Tersedianya Pusat Informasi IMS dan HIV di kelurahan Singonegaran.
  • Adanya SK Kader HIV-AIDS dari Lurah Singonegaran
  • Adanya Komitmet Lurah yang di dalamnya  sudah terbentukkomunitas peduli kesehatan kota Kediri untuk menyediakan tempat untuk informasi HIV-AIDS di kelurahan.
  • Memunculkan kader HIV-AIDS untuk mengikuti lomba 10 Program Pokok PKK setingkat Provinsi Jawa Timur.

HAMBATAN

  1. Suhu politik di kota Kediri sedikit mempengaruhi kinerja kader HIV AIDS di kelurahan. ini dibuktikan belum ada SK Walikota yang sudah menjanjikan pada awal bulan Agustus sebelum pemilihan walikota Kediri dilaksanakan.
  2. Layanan test IMS dan HIV belum bisa dilakukan pada malam hari menyesuaikan kultur budaya daerah bahwa pertemuan baik bapak-bapak atau ibu-ibu selalu pada waktu malam hari.
  3. Tidak semua anggota kader HIV-AIDS kelurahan (komunitas peduli kesehatan) mempunyai keberanian untuk berbicara menjadi narasumber HIV-AIDS di depan orang banyak.

RTL

  1. Seluruh Kelurahan yang sudah ada PIKM: Sosialisasi HIV-AIDS berbasis masyarakat ke seluruh warga masyarakat se-kota Kediri melalui pertemuan RT atau RW, Lansia, Posyandu.
  2. Mendorong Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Kediri dan Lembaga Redline untuk melakukan advokasi ke Walikota Kediri menerbitkan SK untuk kader HIV-AIDS kelurahan (komunitas peduli kesehatan kota Kediri).
  3. Mendorong Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Kediri dan Lembaga Redline untuk melakukan Advokasi ke Walikota Kediri melantik kader HIV-AIDS kelurahan (komunitas peduli kesehatan kota Kediri).
  4. Mengadvokasi Lurah untuk menerbitkan surat himbauan warga untuk test HIV.
  5. Peningkatan kapasitas komunitas peduli kesehatan se-kota Kediri.
  6. Penerbitan SK Relawan peduli HIV-AIDS Kelurahan Singonegaran.

LESSON LEARN

Pentingnya pendekatan dalam membangun komunikasi berdampak pada terbentuknya persamaan persepsi dan dukungan dalam meraih setiap tujuan baik internal maupun eksternal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *