Pertemuan kader HIV se-wilayah kerja Puskesmas Sukorame – Mojoroto

Pertemuan kader HIV se-wilayah kerja Puskesmas Sukorame – Mojoroto

Data Kementerian Kesehatan RI sampai dengan Maret 2013 mencatat bahwa jumlah kasus HIV sebanyak 103.759 orang dan kasus AIDS sebanyak 43.347 orang dengan kematian karena AIDS sebanyak 8.288 orang. Persentase infeksi HIV-AIDS tertinggi pada kelompok umur 25- 49 tahun dan faktor risiko tertinggi terjadi pada penularan HIV melalui hubungan seksual berisiko pada heteroseksual. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS yang lebih terarah, terpadu dan komprehensif untuk mencapai Millenium Development Goals. Untuk itu pengetahuan HIV-AIDS secara komprehensif dan benar di masyarakat menjadi indikator yang sangat penting. Dengan demikian masyarakat diharapkan mampu mengenali stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat dan bagaimana cara menguranginya. Masyarakat merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan dan keinginan untuk bertindak berjsama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sehingga keterlibatan masyarakat menjadi sangatlah penting dalam mempertimbangkan kebutuhan yang diperlukan untuk bertindak demi kepentingan bersama. Kaitannya dengan HIV adalah faktor risiko yang menjadi faktor kunci dalam mempengaruhi masyarakat. Pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan pendekatan “akar rumput”, yakni menggali potensi yang ada dimasyarakat untuk mengelola aspek-aspek penting yang ada dimasyarakat sehingga nantinya dapat menjadi mitra kerja bagi layanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah.

Masyarakat yang dimobilisasi adalah mereka yang memahami kerentanan terhadap HIV, termotivasi untuk bertindak, memiliki pengetahuan praktis untuk menurunkan kerentanan dan bertindak menggunakan sumber daya sendiri. Partisipasi masyarakat secara nyata dalam meningkatkan layanan kesehatan dan kualitas hidup ODHA melalui layanan komprehensif HIV berkesinambungan difasilitasi oleh kader sebagai penggeraknya. Sosialisasi ini dilakukan bagi kader di bawah lingkup kewenangan Puskesmas Sukorame.

Pelaksanaan Kegiatan

Hari / Tanggal : Rabu, 28 Januari 2015

Waktu  : Pukul. 10:00 s/d 12:30 WIB

Tempat  : Ruang Pertemuan Puskesmas Sukorame

Sasaran  : Kader HIV di 5 Kelurahan

Hasil Kegiatan

  1. Dari 5 kelurahan : 1 kelurahan sudah memiliki struktur kader, kesekretariatan, SK Kelurahan dan aktif sosialisasi di wilayah kelurahan (Kel.Mojoroto), 2 kelurahan yang sudah ada kader tetapi belum berjalan maksimal dan belum memiliki SK kelurahan serta kesekretariatan (Kel. Pojok dan Bandar Lor), dan 2 kelurahan yang belum memiliki kader khusus HIV (Kel. Bujel dan Sukorame).
  2. Masih banyak kader yang belum memahami karena merupakan kader baru.
  3. Muncul banyak pertanyaan kritis dari kader baru mengenai HIV-AIDS yang membuktikan bahwa kader aktif dalam diskusi belajar.
  4. Kader aktif bertanya karena mereka tidak ingin salah dalam mensosialisasikan HIV-AIDS dilingkungannya masing-masing ‘kutip kader dari kelurahan pojok’.
  5. Kader mengetahui fungsi dan perannya di masyarakat.
  6. Kader paham tentang akses layanan HIV yang ada di Puskesmas.
  7. Puskesmas juga menjelaskan tentang reward yang diberikan pada kader saat merujuk ke Puskesmas.
  8. Adanya RTL yang bisa di jalankan di kelurahan dalam waktu dekat terutama di kelurahan yang belum memiliki kader.

Rencana Tindak Lanjut

Kelurahan Pojok

Advokasi

  1. Sudah ada kader dan sudah  pernah advokasi pada kelurahan tetapi belum ada respon baik cuma di janjikan saja.

Kegiatan

  1. Kader sudah beberapa kali bersosialisasi di arisan RT/RW di lingkungannya.
  2. Pemetaan hotspot di wilayah kelurahan pojok (18 Maret 2015).
  3. Pemasangan poster dilingkunan hotspot dan RT/RW.
  4. Pertemuan anggota WPA kelurahan untuk tes VCT bersama dan menyusun program tes bersama (15 Februari 2015).

Koordinasi kader

  1. Kader sudah terbentuk tetapi kurang maksimal.
  2. Adanya pertemuan kader menyusun program mulai sekarang.

Kelurahan Mojoroto

Advokasi

  1. Sudah ada kader dan sudah pernah advokasi ke kelurahan sehingga muncul SK kader

Kegiatan

  1. Kader sudah terbentuk dan kegiatan sudah berjalan, kegiatan di beberapa tempat yang sudah berjalan di bulan Januari seperti:

a. Advokasi ke pihak kelurahan pada tanggal 5 Januari 2015, hasil adanya SK kader di kelurahan

b. Sosialisasi di pertemuan PKK kelurahan pada tanggal 23 Januari 2015.

c.Rapat koordinasi kader tanggal 12 Januari 2015 di kediaman Samsi selaku wakil ketua, hasilnya adalah adanya program kader di kelurahan setelah merespon kepala kelurahan yang mendukung kegiatan kader.

d. Rencana sosialisasi sudah ada.

Koordinasi kader

  1. Koordinasi sudah terbangun dengan stakeholder.
  2. Rapat koordinasi terakhir pada tanggal 12 Januari 2015 di kediaman salah satu kader.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *